Polisi Ungkap Hasil Labfor Kecelakaan Maut di Pasuruan, dari Beban Berlebih Hingga Rambu yang Minim Jadi Penyebab

Juni 11, 20212:30 pm


 Polda Jatim akhirnya mengungkap hasil laboratorium forensik (Labfor) dari insiden kecelakaan maut yang terjadi di Jalan Raya Surabaya-Malang, Desa Sentul, Purwodadi, Pasuruan.

Kecelakaan maut yang menewaskan korban hingga 7 orang tersebut terjadi pada Selasa (22/12/2019) kemarin.

Terungkap sejumlah kelalaian yang dilakukan oleh pengemudi truk trailer bernomor polisi (nopol) S-9066-UU dan bermuatan alat berat jenis Ekskavator.

Ternyata, truk trailer itu membawa beban muatan yang melebihi batas maksimal.

Truk trailer tahun pabrikan 1993 itu seharusnya hanya mampu membawa beban muatan maksimal 19 Ton.

Namun, beban berat Eskavator yang dibawa melintas pada Minggu (22/12/2019) itu melampaui batas maksimum hingga 27 Ton.

“Yang jelas sangat membahayakan,” kata Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera, saat dihubungi awak media, Selasa (24/12/2019).

Selain itu, truk tersebut juga tidak meminta pengawalan dari pihak kepolisian saat hendak mengirim alat berat ke suatu lokasi.

“Dan hasil pemeriksaan ini, alat berat tersebut ini diangkut dan tidak ada pengawalan,” pungkas Kombes Pol Frans Barung Mangera.

Polda Jatim bersama Dinas Perhubungan (Dishub) Pemerintah Provinsi Jawa Timur melakukan peninjauan langsung ke lokasi kecelakaan maut di Jalan Surabaya-Malang, Desa Sentul, Purwodadi, Pasuruan, Selasa (24/12/2019).

Sebelumnya Polda Jatim telah melakukan serangkaian olah tempat kejadian perkara (TKP) guna menguak sejumlah fakta di balik insiden nahas itu pada Senin (23/12/2019).

Menurut Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera, hasil olah TKP itu memperoleh sejumlah temuan, yakni di sepanjang kawasan jalan tersebut memiliki rekam jejak peristiwa kecelakaan yang boleh dikatakan sering terjadi.

Hal itu terjadi karena tiga penyebab, yakni;

Penyebab pertama adalah tidak ada speed trap yang berfungsi mengurangi laju kecepatan kendaraan.

“Dari Malang ke Surabaya jalan turunan itu kurang lebih 15 kilometer. Memang daerah situ sering terjadi kecelakaan,” kata Kombes Pol Frans Barung Mangera saat dihubungi awak media, Selasa (24/12/2019).

Kemudian, penyebab kedua yaitu, minimnya rambu lalu lintas jalan.

“Lalu kurangnya rambu, kami memantau di Jalan Purwodadi ada dua rambu peringatan,” tutur Kombes Pol Frans Barung Mangera

Hingga penyebab ketiga adalah karakteristik jalan yang terbilang menanjak

“Dan juga jalau ada rem blong, ada tanjakan yang untuk jalur dari atas untuk dibuang ke kiri, jni tidak ada. Ini akan menjadi tinjauan,” pungkas Kombes Pol Frans Barung Mangera.